Minggu, 09 Juni 2013

3 Hal Yang Mempengaruhi Arsitektur Rumah Minimalis


Arsitektur Minimalis hadir sejak akhir abad ke-20. Memang pada saat itu para arsitek tidak menggunakan jargon 'minimalis'. Mereka hanya fokus pada metode produksi massal dan standarisasi dengan menggunakan material modern seperti baja, beton, dan kaca.
Konsekuensinya adalah bentuk-bentuk geometris teratur yang bersih dari segala ornamen klasik, yang sekarang kita kenal dengan gaya arsitektur minimalis.
Silahkan baca artikel : Sejarah Awal Arsitektur Minimalis

Selain hal tersebut di atas, ada gerakan dan pemahaman estetis yang secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan gaya minimalis ini, antara lain :


1.Gerakan De Stijl

Rumah minimalis dan De Stijl
adalah gerakan artistik yang terjadi di Netherland-Belanda sekitar tahun 1917 sampai 1930an. Kata 'De Stijl' adalah bahasa Belanda dari 'The Style' yang berarti 'Gaya'.

De Stijl menekankan kesederhanan dengan metode abstraksi untuk mengurangi bentuk dan menggunakan warna-warna dasar pada desainnya. Metodenya berupa :

- garis-garis horisontal dan vertikal ;
- bentuk kotak-kotak geometris ;
- warna dasar seperti merah, kuning, biru, hitam dan putih.

Contohnya dapat anda lihat pada kaya lukis abstrak Piet Mondrian. Sebuah pembagian bidang-bidang geometris dengan garis pembagi yang tegas.
Tiap elemen tidak saling berpotongan, tidak saling menutupi dan tidak berbaur. Tapi masih terkait satu sama dengan lainnya akibat garis pembagi horizontal; vertikal yang membentuk.
Secara keseluruhan menghasilkan komposisi yang harmonis.

Metode abstraksi ini dimaksudkan untuk meninggalkan bentuk-bentuk alami. Alih-alih dari pada melukis sebuah botol sebagai objek -para pelukis gerakan De Stijl ini lebih cenderung melukis komposisi geometris yang merepresentasikan harmonisasi alam semesta raya.
"Apa yang anda liat bukanlah yang mendekati kebenaran" demikian kilah mereka.. sebuah filosofi seniman abstrak !



2. Mies van der Rohe

Mies van de Rohe dan arsitektur rumah minimalis
adalah seorang arsitek Jerman pioner arsitektur moderen dunia, sekitar 30 tahun masa karirnya dihabiskan di Amerika.

Gaya arsitektur pada karya-karyanya dapat dikatakan sebagai pondasi bagi gaya minimalis dari arsitek-arsitek penerusnya.


Mies van der Rohe selalu menerapkan kesederhaan dan kejernihan yang tercermin pada karyanya melalui :

- Menggunakan material modern sepeti baja dan kaca.
- Memilki rangka struktur yang minimal .
- Open space -bentuk denah berupa ruang-ruang yang mengalir & terbuka.

"Less is More" adalah jargonnya yang paling terkenal.

3. Filsafat Zen

merupakan filosofi pemikiran bangsa Jepang. Yang paling menonjol terutama tentang konsep 'kesederhanaan' (simplicity). Menonjolkan aspek ketenangan emosi yang diselaraskan dengan alam.
Walaupun pada dasarnya ide 'kesederhaan' itu juga dapat ditemukan pada setiap suku bangsa di dunia ini. Tetapi implementasi dari filsafat Zen inilah yang paling mempengaruhi perkembangan gaya arsitektur minimalis.

Filsafat Zen mengajarkan harmoni. keseimbangan, dan ketenangan yang indah. Filsafat Zen ini membentuk karakter estetis budaya Jepang yang menonjolkan kepolosan, kesederhanaan, kelurusan, dan ketenangan batin.
Ada 2 prinsip utama dalam filsafat Zen, yaitu :
  • Ma - Prinsip yang tentang kekosongan dan keterbukaan ; 
  • Wabi Sabi - Wabi berarti kesendirian, kesederhanaan atau kemiskinan. Sedangnkan sabi berasal dari kata sabishii yang juga berarti kesendirian, kesederhanaan atau kemiskinan, dan tidak sempurna.
Prinsip-prinsip tersebut membentuk budaya sehari-hari orang Jepang yang dekat dengan kesederhanaan untuk mencapai ketenangan batin.
Hal ini terlihat pada rumah tradisional Jepang (minka) yang berbentuk kotak sederhana, polos, dan lurus.
Pelingkup atau dinding pembatas ruang (fusuma) dibuat seminimal mungkin, terbuat dari kayu dan kertas.
Pintu geser (shoji) yang lebar menghadap teras, dapat dibuka lebar sehingga menyatukan ruang dalam (interior) dengan ruang luar (eksterior).

Masyarakat tradisonal Jepang tidak banyak membutuhkan furniture. Duduk bersimpuh beralaskan tikar (tatami). Tidur pun di lantai hanya dengan menggelar kasur tipis (futon). Yang dilipat dan disimpan kembali ketika bangun atau dijemur ketika matahari cerah.
Sehingga ruangannya dapat digunakan untuk keperluan aktifitas lainnya. Demikian sederhana dan praktis kehidupan mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar