Rabu, 10 Juli 2013

Cloudy House - Rumah yang Menatap Awan


Sebuah rumah berlokasi di pinggiran kota Oita - Jepang. Tampil dengan sangat bersahaja di tengah-tengah komplek perumahan yang dibangun sekitar 30 tahun yang lalu.

Rumah yang seluruh kulit luarnya dilapisi oleh lembaran metal tampil berbeda dibanding rumah disekitarnya. Didesain oleh arsitek Takao Shiotsuta, seorang arsitek kelahiran Fukuoka yang mendirikan firma arsitektur Takao Shiotsuta Atelier.

Rumah yang diberi nama Cloudy House ini memang didesain secara spesifik berdasarkan site yang ada, sebuah lahan perumahan yang hadir bersama area perkebunan dengan pemandangan alam yang biasa saja.


Sekilas rumah ini berkesan minimalis, walaupun Takao Shiotsuta tidak pernah secara spesifik menyebutkan istilah 'minimalis'. Tapi secara kasat mata kesederhanaan dalam filosofi Zen sangat terasa pada desain rumah ini.
'Kesederhanaan' merupakan sebuah kata kunci bagi desain rumah bergaya minimalis.

Rumah berbentuk dasar kotak dan mirip bangunan pabrik ini tampil melawan konvensi rumah yang ada. Hampir tidak ada jendela pada tiap sisi fasade-nya.

Bukaan pada bangunan ini berupa lubang-lubang cahaya (skylight) pada atap yang menonjol ke atas. Cahaya matahari yang masuk mampu menerangi tiap sudut interior rumah ini.

Bukaan lainnya berupa rongga yang berfungsi sebagai balkon. Balkon ini juga berfungsi sebagai pusat bukaan bagi sikulasi udara.


Sedangkan bagian pintu masuk atau entrance berupa lubang pada lantai dasar berupa lorong yang menembus dikedua sisi rumah.

Cloudy House ini walaupun sekilas mirip pabrik yang tertutup, tetapi sebenarnya sangat welcome terhadap tetangga sekitar dengan adanya lorong entrance tsb.
Keterbukaan ini semakin dipertegas dengan tanpa adanya dinding pagar yang membatasi lahan terhadap tetangga.


Pada gambar denah lantai 1 terlihat ruang-ruang pada lantai dasar terbagi atau terpisah oleh lorong entrance menjadi 2 area. Kedua area tersebut terdiri dari beberapa ruang berupa ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, gudang, dll

Masing-masing area memiliki tangga menuju lantai 2, yang terdiri dari ruang tidur, dapur dan ruang makan, serta balkon.

Tangga memanjang dan saling berhadapan dengan kemiringan yang sama dengan sudut kemiringan atap.
Tangga tersebut merupakan pusat penghubung antara 2 area dan dengan ruang-ruang di lantai 2. Secara lebih jelas dapat anda lihat pada gambar Potongan 2 di bawah ini.

Pada gambar potongan di atas terlihat bahwa ruang-ruang lantai 2 merupakan lantai attic. Sebuah cara pemanfaatan ruang rongga bawah atap sebagai ruang hunian.
Hal ini dimungkinkan karena Cloudy House ini memiliki atap bentuk pelana konvensional.

Pada gambar Potongan 1 dan 3 terlihat jelas tiap-tiap ruang memiliki pencahayaan dan pengudaraan yang baik dengan adanya skylight dan rongga balkon pada lantai 2 -serta lorong pintu masuk pada lantai 1.

Melalui lubang bukaan di atap itu kita dapat menatap langit dan awan. Mungkin karena-nya rumah ini dinamakan Cloudy House.. mungkin !

Foto-foto di bawah ini merupakan foto interior sebelum terisi oleh perabot.








Sebagian dinding interior dilapisi oleh kayu atau plywood. Sedangkan lantainya hadir sederhana berupa floor-an semen biasa (lantai 1) dan lantai kayu (lantai 2).
"a sense of existence as the material object in the building is made to come to the surface" demikian ucap Takao Shiotsuta.

Foto oleh Toshiyuki Yano
All of photograph courtesy of Takao Shiotsuka Atelier.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar